Sejarah mencatat sejak kemunculan Artificial Inteligence atau biasa disebut AI, dimulai dari perkembangan Chat Bot berbasis AI, Otomatisasi kendaraan, dan robot. AI yang berkembang pesat, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan modern. Meskipun membawa manfaat, penggunaannya menimbulkan tantangan etika, keamanan data, privasi, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Penting bagi AI untuk diprogram dengan nilai-nilai moral yang beragam dan dilindungi dari ancaman keamanan data. Privasi pengguna harus dihormati, dan kesenjangan harus diatasi dengan penyediaan akses teknologi AI dan pendidikan yang merata. Pemanfaatan AI harus mendorong kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, serta berkontribusi pada penyelesaian masalah sosial. Kerja sama lintas sektor dan regulasi yang kuat diperlukan untuk memaksimalkan manfaat AI sambil meminimalkan risiko.
Kehadiran Ai tampaknya bagaikan pedang bermata dua, disatu sisi memberikan dampak yang baik bagi produktivitas manusia dan disisi lain menimbulkan masalah dalam berbagai hal.
Kehadiran AI ini tampaknya tidak banyak dikhawatirkan oleh beberapa kalangan atas, termasuk salah satu CEO Perusahaan AI terbesar yaitu openai, Sam Altman. Elon musk, Bill Gates juga memberikan pernyataan mengenai dampak AI yang luar biasa bagi kehidupan manusia.
Tools AI seperti chat bot dan generator image saat ini sangatlah menhawatirkan. Chat Gpt yang mampu menjawab seluruh pertanyaan dari penggunanya walau memang ada beberapa tindakan yang tidak akan dijawab. Sangat menghawatirkan jika disalah gunakan oleh orang orang kriminal. Selain itu, dengan adanya chat bot berbasis ai, tampaknya proses pencarian yang dulunya menggunakan google, kini beralih ke chat bot. Sehingga proses mendapatkan informasi jauh lebih cepat daripada sebelumnya, juga informasi yang disajikan dapat dipersonalisasi sesuai dengan kemauan user.
Generative text to images, yang merupakan tools ai untuk mengenerate teks menjadi gambar. Seakan kehadiran seorang seniman manusia tidak dibutuhkan lagi.
"Kecerdasan buatan dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan , membantu masyarakat untuk menghadapi tantangan besar yang ada di zaman ini. Namun teknologi Ai dapat menimbulkan dampak negatif bahkan bencana jika tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap hak asasi manusia", kata Bachelet (Komisaris Tinggi PBB untuk HAM)
Tampaknya masalah AI tidak hanya berdampak pada perilaku dalam proses pencarian informasi, tapi juga telah mengguncang terhadap sisi kemanusiaan.
Jika dilihat dari perkembangan Internet beberapa tahun kebelakang, sebenarnya banyak masalah yang timbul. Dan masalah itu banyak berdampak pada anak-anak di jamannnya. Hal yang paling parah adalah kecanduan terhadap perangkat Mobile.
Perlu dipertanyakan, apakah manusia sudah mampu untuk menerima kehadiran AI saat ini?
Sam Altman, CEO openai kemarin sempat menjadi perbincangan karena dirinya dipecat dari perusahaannya yaitu openai. Sam altman dianggap sebagai wajah manusia kecerdasan generatif, akibat ide ide briliannya dalam meluncurkan chatgpt. Kabarnya Sam Altman dipecat karena terjadi pertentangan paham antara kelompok yang menginginkan percepatan perkembangan dan publikasi AI seperti yang dipegang Sam Altman dan kelompok yang mendukung pengujian menyeluruh di laboratorium.
Ilya Sutskever, seorang ilmuan dalam Open Ai yang juga terlibat dalam pendirian Open AI bersama lainnya. Sutskever mengatakan bahwa AI yang saat ini berkembang masih terlalu dini untuk di publikasikan kepada masyarakat. Pengembangan AI harus lebih dahulu mengalami pengujian yang matang.
Namun, Apakah dampak Negatif nyata yang telah ditimbulkan oleh AI?
Bukti nyatanya, yang pertama yang bisa dilihat yaitu pengambil alihaan pekerjaan manusia. Kemampuan mesin tidak bisa disamakan kepada manusia, hal ini berarti bahwa jika mesin telah memiliki kemampuan seperti manusia, maka manusia tidak akan dibutuhkan lagi. Hal ini sangat berdampak bagi kemanusiaan, banyak pekerjaan yang akhirnya digantikan oleh AI, sehingga para pekerja yang sebelumnya bekerja dalam bidang tersebut akan menjadi kesulitan beradaptasi. Keahlian yang didapat selama berpuluh-puluh tahun, dapat dilakukan oleh robot.
Kedua, Ai seringkali bias dan diskriminan dalam membuat keputusan. AI yang dilatih dari kumpulan data yang sangat besar, dapat membuat keputusan yang bias dan mengembangkannya menjadi sesuatu yang salah. Data yang ada pada AI jika membengkak (mencapai miliaran data) dapat mengakibatkan Biasnya AI dalam mengambil keputusan, rasis, dan bias secara struktural.
Ketiga, Hilangnya anonimitas seseorang. Produk AI seperti pengenalan wajah, sidik jari, dan pengenalan lain yang membutuhkan data pribadi seseorang tanpaknya sangat sepeleh. Namun dengan itu, seseorang bisa saja seseorang diketahui oleh orang lain tanpa seizin dan sepengetahuan dari yang bersangkutan. Hampir semua aplikasi yang mewajibkan penggunanya untuk melakukan scan sidik jari atau wajah. Itu berarti bahwa informasi pribadi akan terus menerus di kumpulkan dan dianalisis, sehingga dampak paling ditakutkan dari kemampuan AI tersebut adalah hilangnya privasi seseorang.
Keempat, Masalah Etis dan Moral. Dilansir dari inet.detik.com, dikabarkan bahwa pentagon telah mengembangkan senjata berupa drone yang dapat bekerja secara otomatis yang dapat mengambil keputusan sendiri untuk membunuh manusia atau tidak. Menurut Alexander Kmentt, seorang ahli dalam negosiasi dari Austria, manusia masih memiliki peran yang sangat penting dalam penggunaan senjata. Hal ini terkait dengan keamanan dasar, hukum, dan nilai-nilai etika. Hal ini ditakutkan bahwa sebuah mesin tidak memiliki perasaan, kekurangan dari AI itu sangat berbahaya jika di kaitkan dengan pengambilan keputusan tentang nyawa manusia.
Kelima, Sistem kecerdasan buatan rentan terhadap berbagai risiko keamanan, termasuk serangan siber dan pelanggaran data. Ketika kehadiran AI semakin meluas dalam infrastruktur krusial, seperti jaringan energi, potensi serangan siber yang serius juga meningkat. Misalnya, jaringan listrik yang menggunakan AI dapat menjadi target peretasan, yang berpotensi menyebabkan gangguan besar dan mengancam keselamatan publik. Karena kompleksitas sistem AI, menjaga keamanannya menjadi tugas yang sulit, dan hal ini menjadi tantangan besar di era yang semakin terhubung secara digital.
Keenam, dalam hal kualitas pelayanan. Walau ai terkesan akan membuat pelayanan lebih baik, namun teryata ada beberapa layanan yang sangat membutuhkan kehadiran manusia. Contohnya saja untuk layanan customer service, walau jika menggunakan AI akan membantu mempercepat kualitas layanan, namun orang akan lebih canggung ketika menanyakan pertanyaan lain yang tidak ada dalam instruksi sistem AI. Serta sistem AI dapat berperilaku tidak terduga, Ketidakpastian ini meningkatkan risiko pada aplikasi penting, seperti kendaraan otonom atau diagnosa medis. Sebagai contoh, mobil self-driving sering mengalami kecelakaan karena mereka menghadapi situasi yang tak terduga yang tidak dapat diprediksi oleh AI. Ketidakmampuan untuk mengontrol dan memprediksi perilaku ini merupakan kekhawatiran utama, karena bisa berdampak buruk secara signifikan.
Ketujuh, Berdampak pada masalah lingkungan. Dilansir dari metanesia.id, penggunaan teknologi menghasilkan carbon foot printing atau jejak emisi karbon. Jejak karbon adalah jumlah emisi karbon atau gas yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia selama periode waktu tertentu. Selain aktivitas manusia, teknologi juga dapat meninggalkan jejak karbonnya sendiri. Teknologi kecerdasan buatan, seperti ChatGPT, memerlukan konsumsi listrik dan pemrosesan data yang signifikan untuk beroperasi secara efisien. Proses pemrosesan yang intens memerlukan energi besar untuk menjalankannya. Menurut laporan yang dikumpulkan oleh Associated Press, sistem AI seperti ChatGPT membuat pusat data tempatnya beroperasi membutuhkan sekitar 500 mililiter air setiap kali 5-50 perintah diterima dari pengguna. Air digunakan untuk menghidupkan mesin dan mendinginkan server yang berisiko overheat karena penggunaan yang berkelanjutan.
Walaupun AI mempunyai dampak negatif, tapi tidak bisa dipungkiri kalau dampak positif yang telah ditimbulkan AI dapat memengaruhi kehidupan manusia kedepannya. AI hanyalah alat yang diciptakan manusia, untuk itu sangat penting untuk menggunakannya dengan baik, dan memperhatikan aturan aturan yang dapat menjaga dari sisi kemanusiaan.
Baca juga mengenai apa itu neuralink serta dampak positif dan negatifnya!